Melalui Forum G20 Indonesia Tunjukkan Solidaritas dalam Menghadapi COVID-19 dan Dorong Isu Pendidikan dan Perdagangan
Al-Khobar, Arab Saudi, 11-12 Maret 2020 – Di tengah merebaknya COVID-19, Sherpa G20 Indonesia yang juga Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Rizal Lukman, menghadiri Pertemuan Sherpa G20 ke-2 yang dilaksanakan pada 11-12 Maret 2020 bertempat di Al-Khobar, Arab Saudi. “Indonesia memang tetap perlu waspada terhadap penyebaran COVID-19 yang cepat ini. Namun kehadiran Indonesia di forum Sherpa G20 ke-2 juga menunjukkan solidaritas kita kepada Pemerintah Arab Saudi serta menegaskan peran kepemimpinan Indonesia di forum ini”, ujar Rizal. Kehadiran Indonesia dalam pertemuan ini mendapatkan apresiasi mendalam dari Pemerintah Arab Saudi selaku Presidensi G20 tahun ini.
Dalam kesempatan ini, Indonesia berkesempatan untuk menyampaikan pandangan tentang dampak dari COVID-19 terhadap ekonomi global dan ekonomi nasional. Sebagai prioritas Indonesia, Rizal juga mengangkat isu pendidikan yang dikaitkan dengan upaya peningkatan SDM serta menyampaikan pidato kunci untuk isu perdagangan.
Mengawali pertemuan, Indonesia menekankan bahwa COVID-19 telah mengakibatkan disrupsi pada kegiatan ekonomi global, terutama pada aspek supply and demand dan sektor pariwisata. Dengan kondisi ekonomi dunia yang saling terkoneksi, Rizal menegaskan bahwa COVID-19 dapat mengakibatkan efek domino yang sangat cepat dan beresiko bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Untuk itu, Rizal sampaikan bahwa diperlukan upaya yang “luar biasa” dalam menghadapi kondisi yang “tidak biasa” ini. “G20 perlu memanfaatkan segala stimulus fiskal dan moneter yang tersedia dan perlu mengelaborasi langkah konkret yang tegas, cepat, dan actionable dengan mempertimbangkan urgensi”, demikian disampaikan Rizal. Sejalan dengan hal tersebut, Indonesia mendukung pernyataan bersama, ”G20 Sherpas Statement on COVID-19” yang menggambarkan kepemimpinan G20 dalam merespons dampak ekonomi dari penyebaran COVID-19 ini.
Untuk isu pendidikan, Rizal menyampaikan bahwa sejalan dengan prioritas utama Pemerintahan Joko Widodo selama 5 tahun kedepan, Indonesia mendorong G20 untuk memperhatikan isu kesenjangan pendidikan yang disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap ilmu pengetahuan dan peran teknologi dalam mengatasinya. Selain itu, Indonesia juga meminta G20 untuk memperhatikan anak-anak dengan kebutuhan khusus, termasuk disabilitas, dalam konteks early childhood education. “G20 perlu melahirkan intervention measures yang tepat untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk memastikan mereka tetap dapat memperoleh kesempatan kerja di masa depan, sesuai dengan kondisi dan keterbatasannya”, tegas Rizal.
Dalam sesi Perdagangan dan Investasi, Indonesia yang menjadi salah satu lead speaker, menegaskan dukungan terhadap Presidensi Arab Saudi yang mengeluarkan “Riyadh Initiative on the Future of the WTO”. Inisiatif ini merupakan langkah politik G20 untuk tetap mendukung penguatan sistem perdagangan multilateral global melalui reformasi WTO. Indonesia menyampaikan bahwa G20 perlu menyampaikan arah politis mengenai reformasi WTO dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip utama yakni strategis, seimbang dengan tetap memperhatikan hak dan kepentingan negara berkembang, serta terbuka.
Pada kesempatan terpisah, Sherpa G20 Indonesia juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Sherpa G20 Arab Saudi untuk mendiskusikan rencana Indonesia sebagai Presidensi G20 Tahun 2023. Dalam pertemuan ini, Arab Saudi menyatakan kesiapannya untuk mendukung Indonesia antara lain melalui program capacity building, sharing best practices and experience, dan membuka kesempatan secondment bagi pejabat Pemerintah Indonesia.